THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
Welcome Comments Pictures

Minggu, 24 November 2013

Cerita Fina

Boleh dikata saya ini memang pacar yang nggak pernah ngerti perasaan pasangan sendiri. Rony yang sudah sejak setengah bulan lalu mengisi kekosongan saya ternyata masih belum bisa membuat tabiat buruk saya sebagai gadis tomboy berubah. Saya yang punya teman mayoritas laki-laki dari pada perempuan ternyata membuat Rony cemburu. Bagaimana tidak, waktu luang yang saya habiskan justru lebih banyak bersama mereka, sedangkan Rony yang selalu setia saat saya perlukan hanya bisa geleng-geleng kepala. Selengkapnya... Hendra dan Runa adalah sahabat saya yang selalu ingin menemani saya dimanapun berada, tentunya tidak saat saya bersama Rony. Kepribadian mereka yang sama dengan saya membuat kami selalu kompak dalam berbagai hal, dan lagi-lagi itu membuat Rony semakin cemburu. “Saya nggak suka kamu sering-sering bersama mereka.” Ungkap Rony jujur membuat saya sangat terkejut. Rony memang punya hak untuk melarang saya untuk tidak selalu menemani Hendra maupun Runa, tapi kejujuran Rony membuat saya sedikit syock Saya sudah terlanjur menyayangi mereka, walaupun itu bukan berarti saya menyukai keduanya. “Saya nggak bisa, mereka itu sahabat saya. Konsekuensinya kan kamu sudah tahu, persahabatan saya dengan mereka itu sangat penting bagi saya.” Balas saya sengit. Tampaknya Rony juga terkejut mendengar apa yang barusan saya katakan, ia memegang tangan saya erat. Tatapannya sendu seolah berkata aku mohon Fina. “Yang saya tahu kamu lebih memperhatikan mereka daripada saya. Bukannya saya egois, tapi perlakuan kamu itu tidak adil.” Ujarnya memelas. Apakah saya memang sejahat itu, sehingga Rony memohon dengan teramat sangat agar saya bisa berlaku adil? Saya tak tahu lagi harus berkata apa, yang jelas ini terlalu mendadak buat saya. Rony melepaskan tangan saya kemudian menjauh pergi dengan tertunduk lesu. Ia berbalik, kemudian berkata sambil tersenyum kecut. “Saya sudah tahu jawaban kamu Fin.” Kali ini penuturan Rony membuat saya terenyuh, perih hati saya mendengarnya. Saya sangat menyukai Rony, tapi tidak bisa membuatnya bahagia. Padahal ia begitu mencintai saya, ia pengertian, dan terlalu baik buat saya. *** “Kok kamu lesu gitu, ada masalah ya?” tanya Hendra membuyarkan lamunan saya. Saya menggeleng lemah, mereka tidak boleh tahu masalah saya. Karena ini berhubungan dengan mereka. Runa menghampiri saya kemudian menyerahkan dua kaleng minuman kepada saya dan Hendra. “Akhir-akhir ini kamu jarang ketumu Rony, lagi marahan ya?” tanya Runa penasaran. Saya menggeleng untuk yang kedua kalinya. “Nggak ada masalah apa-apa. Saya hanya lagi nggak enak badan.” Ujar saya berbohong. “Gitu, tapi Rony kenapa nggak pernah nyamperin kamu lagi?” Hendra menatap saya lekat-lekat seolah ingin menemukan sendiri jawaban dari mata saya. “Dia lagi sibuk.” Jawab saya singkat. Saya berdiri meninggalkan mereka yang masih penasaran ingin mendengar alasan saya. Saya menuju perpustakaan untuk menenangkan diri, duduk menyendiri di pojok ruangan lalu membaca buku. Rasanya tidak ada yang masuk di otak saya, bayangan Rony selalu berputar di otak ini, sambil berkata, “ Saya nggak suka kamu sering-sering bersama mereka.” Sudah seminggu berlalu sejak pertemuan terakhir itu, dan Rony sudah tidak pernah lagi terlihat oleh saya, ia seolah menjauhkan diri. Setiap kali saya datang ke kelasnya ia tak pernah ada. Walaupun setiap kali pelajaran dimulai ia tak pernah absen, tapi saat istirahat tiba ia seolah menghilang, kemudian muncul lagi saat bel masuk berbunyi. “Hai Fin. Tumben kamu datang ke sini, bukannya kamu itu anti banget baca buku di perpustakaan?” tanya seseorang mengagetkan lamunan saya. Saya berbalik, Monika sahabat saya yang paling ceriwis itu memang selalu ada di mana-mana, di kantin, koperasi, atau di perpustakaan sekalipun, selalu menjadi tempat faforitnya untuk menyalurkan hobby-nya ngegosip. “Nggak ada Undang-Undang yang larang saya untuk ke sini kan?” tanya saya balik. Monika tersenyum, kemudian mengangguk pelan. “Emang nggak ada, Cuma aneh aja sih. Ngomong-ngomong, bodyguard mu pada kemana sih, kok nggak kelihatan?” Monika clingak-clinguk ingin menemukan sosok Hendra dan Runa yang biasanya selalu bersama saya. “ Kayaknya nggak seru aja kalau mereka berdua itu nggak ada.” Lanjutnya. “Mereka di kelas, saya sengaja nggak sama-sama mereka, pengen refresing aja.” Jawab saya tanpa mengalihkan pandangan dari novel di hadapan saya. “Jadi kamu merasa nggak nyaman setiap kali bersama mereka? Sampai-sampai pengen refresing segala.” “Bukan begitu, saya cuma nggak pengen mereka tahu masalah saya, makanya saya menjauh.” Entah kenapa saya ingin menceritakan semua masalah saya pada Monika, saya bingung, rasanya tidak tenang jika Monika tidak tahu masalah saya. Karena selama ini, hanya Monika sajalah tempat saya menumpahkan keluh kesah saya, dan dia selalu bisa menyelesaikan persoalan yang saya hadapi. Saya menatap wajah Monika erat, kemudian mendesah keras. “Akibat kedekatan saya dengan mereka, hubungan saya dengan Roni berantakan. Padahal selama ini nggak pernah ada masalah, dia selalu paham dengan keadaan saya yang nggak bisa lepas dengan Hendra dan Runa. Tapi belakangan ini dia jadi cemburuan. Saya nggak tahu apakah itu salah saya atau dia yang memang kelewatan karena ingin mengekang saya?” Monika diam, seperti sedang berpikir. “Kamu sayang banget sama Roni?” tanya Monika setelah berpikir sejaenak. Saya mengangguk pelan tapi pasti. “Lalu kenapa kamu nggak pernah mau mengerti perasaannya? Dia nggak pernah marah dengan persahabatan kalian, bahkan dia mendukung. Masalahnya kamu justru memanfaatkan kepercayaan Roni hingga kamu lupa bahwa kesabaran Roni juga ada batasnya kan?” Monika benar, saya memang sudah kelewatan karena sudah membuat Roni sakit hati. Saya paham itu, tapi nggak mudah bagi saya menjelaskan semuanya pada Hendra dan Runa. Mereka pasti tidak setuju. “Sekarang terserah kamu saja, mana yang menurut kamu baik.” Lanjut Monika. Ia berdiri kemudian meninggalkan saya menjauh. *** Sepertinya ada yang eneh dengan Hendra dan Runa hari ini, tak seperti biasanya mereka tak banyak bicara. Jangan kan bercanda atau sekedar melakukan lelucan, mengobrol ringan saja tampaknya mereka enggan, dan itu membuat saya semakin penasaran. Wajah lesu mereka menandakan mereka juga mempunyai masalah, tapi mereka tak mau jujur dengan saya. Malam harinya juga tidak datang, padahal mereka tidak pernah telat. Kami selalu kumpul di kafetaria, tempat faforit kami saat malam hari. Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya saya memutuskan untuk pulang. Namun saat di depan pintu saya menemukan sosok Roni yang sedang menuju ke arah saya sambil tersenyum manis. “Sudah mau pulang?” tegur Roni pada saya yang masih tak percaya dengan apa yang saya lihat. “ Ada yang mau saya bicarakan, kamu nggak lagi sibuk kan?” sambungnya. Saya menggeleng, ia kemudian meuntun saya masuk dan duduk di kursi. “Jika saya masih punya kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita, izinkan saya untuk mengucap maaf.” Tuturnya memulai pembicaraan. Ia memegang kedua tangan saya, kemudian meletakkan sebuah kotak kecil di telapak tangan saya. “Dan cincin ini sabagai saksi dari ucapan saya.” Ia membuka kotak kecil yang berisi sebuah Cincin berhiaskan permata kecil warna pitih. Cincin itu sangat indah, dan saat ia memasukkannya di jari manis saya rasanya seakan membuat hati saya berbunga-bunga. Saya begitu terharu hingga tak terasa butiran air mata mulai membasahi kedua pipi saya. “Saya lah yang seharusnya minta maaf, karena tidak bisa membuat kamu bahagia. Saya nggak pernah mau tahu tentang perasaan kamu yang terluka saat saya lebih mementingkan sahabat dari pada kamu.” Roni memeluk saya erat, seolah tak ingin melepaskan saya lagi. “Kami berdua yang salah dan seharusnya kamilah yang minta maaf.” Seseorang berkata dengan sangat menyesal dari samping kami. Mendengar itu Roni melepas rangkulannya. Hendra, Runa, dan Monika berdiri di hadapan kami. Tampaknya mereka mendengar pembicaraan kami, atau mungkin mereka yang justru merencanakan pertemuan kami ini. “Sedang apa kalian di sini?” tanya saya antara kaget dan tak percaya. Monika hanya tersenyum kemudian duduk bersama kami. “Anggap saja ini sureprise buat kamu.” Jawab Monika santai. “Roni, kamu kayak nggak kenal kami aja. Denger ya, kami itu kalau nggak ditegur makin jadi-jadi. Makanya kalau kamu diam-diam aja kami nggak pernah tahu kalau ternyata selama ini kamu nggak suka kedekatan kami.” Tegur Runa pada Roni. “Benar. Lagian apa susahnya sih ngomong gitu? Takut kami marah, terus mukulin kamu?” sambung Hendra. “ Saya nggak pernah melarang hubungan kalian, hanya kalian terlau dekat. Melebihi kedekatan saya dengan Fina.” Jawab Roni jujur. “Kalian berdua juga sama-sama salah, kayak nggak pernah pacaran aja. Bagaimana kalau seandainya kamu jadi Roni, apa kamu bisa sabar?” Monika menengahi. Saya hanya bisa tersenyum, ternyata letak permasalahan bukan hanya pada saya dan Roni, tetapi puncaknya justru tertuju pada Hendra dan Runa. Kami sama-sama salah karena tidak pernah mengerti dan memahami perasaan masing-masing. Padahal kami saling menyayangi, tapi tak pernah mau tahu tentang apa yang ada di hati.Saya tahu ini semua siasat Monika agar kami bisa bersatu kembali. Ternyata Monika memang orang yang tepat untuk di jadikan seorang sahabat, karena hanya dialah yang mengerti perasaan kami. Roni, cowok ganteng yang pendiam. Tapi keberaniannya mengungkapkan isi hatinya di depan banyak orang membuat saya terharu dan sangat mengaguminya. Hingga akhirnya ia benar-benar membuat saya jatuh cinta. Walau pribadi kami jauh berbeda tapi dia cowok baik yang rela bersabar, dami mempertahankan cinta kami. Hendra dan Runa adalah sahabat saya sejak duduk di bangku SMP, entah mereka serius atau tidak, yang jelas dulu mereka pernah bersaing untuk mendapatkan cinta saya. Walaupun akhirnya hanya bisa bersabar karena cintanya saya tolak. Bagi saya persahabatan kami lebih berharga dari pada harus bertengkar demi memperoleh satu hati yang pada akhirnya membuat orang yang satunya sakit hati. Sedangkan Monika, sahabat lama saya. Tinggal berdampingan dengan rumah saya. Tak pernah terpisahkan, karena hanya dialah satu-satunya pembangkit semangat saya agar terus maju. Selain itu ia juga gadis yang cantik, tak heran jika banyak yang menawarkannya untuk menjadi pendamping Monika, sebagai seorang kekasih tentunya. Monika memang patut di acungi jempol, kesetiaannya terhadap kekasihnya yang kini berada jauh di Jakarta ternyata tak membuatnya melirik pria lain. Betapa bahagianya memiliki mereka, kasih sayang kami tak ternilai harganya. Tak dapat dibayar dengan apapun juga, dan semoga semuanya kekal abadi selamanya. # THE END #

[+/-]

Rabu, 30 Oktober 2013

30 fakta tentang wanita ( cewek boleh baca apalagi komentar )

1. Bila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak meneteskan airmata,itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya.

2. Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya,lebih baik kamu beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu menegur dengan ucapan maaf.

3. Wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang (karena itu banyak wanita yang patah hati bila hubungannya putus di tengah jalan).

4. Jika sorang wanita jatuh cinta dengan seorang lelaki, lelaki itu akan sentiasa ada di pikirannya walaupun ketika dia sedang dengan lelaki lain (LOH???) maksudnya wanita lain hihihi...!

5. Bila lelaki yang dia cintai merenung tajam ke dalam matanya,dia akan cair seperti coklat!!(sooo sweetttt)

6. Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian.

7. Jika kamu tidak suka dengan gadis yang menyukai kamu setengah mati, tolak cintanya dengan lembut, jangan kasar karena ada satu semangat dalam diri wanita yang kamu tak akan tahu bila dia telah membuat keputusan, dia akan melakukan apa saja.

8. Jika seorang gadis sedang menjauhkan diri darimu setelah kamu tolak cintanya, biarkan dia untuk seketika. Jika kamu masih ingin menganggap dia seorang kawan, cobalah tegur dia perlahan-lahan.

9. Wanita suka meluahkan apa yang mereka rasa . Musik, puisi,lukisan dan tulisan adalah cara termudah mereka meluahkan isi hati mereka.

10. Jangan sesekali beritahu kepada perempuan tentang apa yang membuat mereka langsung merasa tak berguna.

11. Bersikap terlalu serius bisa mematikan mood wanita.

12. Bila pertama kali lelaki yang dicintainya sedang diam memberikan respon positif, misalnya menghubunginya melalui telepon, si gadis akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat , tetapi sebenarnya dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh menit, semua teman-temannya akan tahu berita tersebut.

13. Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.

14. Jika kamu menyukai sorang wanita, mulailah dengan persahabatan . Kemudian biarkan dia mengenalmu lebih dalam.

15. Jika seorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak keluar, tinggalkan dia karena dia memang tak berminat denganmu.


16. Tetapi jika dalam waktu yang sama dia menghubungimu atau menunggu panggilan darimu, teruskan usahamu untuk memikatnya.

17. Jangan sesekali menebak apa yang dirasakannya. Tanya dia sendiri!!

18. Setelah sorang gadis jatuh cinta, dia akan sering bertanya-tanya mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal.

19. Kalau kamu masih mencari-cari cara yang paling romantis untuk memikat hati seorang gadis, bacalah buku-buku cinta.

20. Bila setiap kali melihat foto bersama,yang pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya, kemudian barulah dirinya sendiri.


21. Mantan pacarnya akan selalu ada di pikirannya tetapi lelaki yang dicintainya sekarang akan berada di tempat teristimewa di hatinya!!

22. Satu ucapan saja sudah cukup menceriakan harinya.

23. Teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasa dan lalui.

24. Wanita paling benci lelaki yang berbaik-baik dengan mereka semata-mata untuk menggaet kawan mereka yang paling cantik.

25. Cinta berarti kesetiaan, jujur dan kebahagiaan tanpa syarat.

26. Semua wanita menginginkan seorang lelaki yang dicintainya dengan sepenuh hati..

27. Senjata wanita adalah airmata!!

28. Wanita suka jika sesekali orang yang disayanginya memberi surprise buatnya (hadiah, bunga atau sekadar kata-kata romantis). Mereka akan terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai setulus hati. Dengan ini dia tak akan ragu-ragu terhadapmu.

29. Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian padanya dan baik terhadapnya. So, kalau mau memikat wanita pandai-pandailah…

30. Sebenarnya mudah mengambil hati wanita kerena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai.


 ◦ ‘‘ѕαĻαм мαηιѕ вυαт γαηφ вαςα’’ ◦

[+/-]

Selasa, 22 Oktober 2013

Tak Jodohnya T2

TAK JODOH – T2
Kering Air Mataku
Mengingat Tentangmu
Tentang Kita Yang Tak jodoh,
Dulu Pernah Bermimpi,
Saling memiliki, Nyatanya pun Tak kesampaian
Rela, Relakanlah Masa Itu,
Biarkanlah Jadi Masa Lalu,

Sepenggal lagu “Tak Jodoh – T2” di atas pas banget buat kondisi saya sekarang ini. Tanya kenapa? Karena jawaban yang selama ini berputar-putar di kepala saya akhirnya terjawab juga. Dia memang bukan ditakdirkan untuk saya, menemani dan mengisi hari-hari saya di masa yang akan datang, dengan kata lain, cukup sampai disini. J
Dia akan menikah.
Ironi memang, bahkan air mata yang selama ini terbendung akhirnya tumpah tak tersisa, saya menangis bukan karena sedih, tapi karena lega akhirnya diri ini terbebas dari belenggu, barangkali memang ada rasa kecewa dan sakit hati, tapi apa mau dikata, toh saya bukan siapa-siapa. Just a friend, no more.
Salah saya karena terlalu “ge-er” atau kepedean, meski beda kasus tapi kondisi seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya, dan bodohnya saya yang tidak bisa belajar dari pengalaman, ditinggal kawin!!!
Jangan sampai hati ini benar-benar mati karena dibunuh oleh rasa sakit hati dan benci karena ulah laki-laki. Saya tidak menyalahkan dia atas apa yang pernah dia perbuat pada saya, dia pria baik, dan kemungkinan ini terjadi hanya karena miss communication, baik saya maupun dia tidak pernah benar-benar terbuka tentang perasaan masing-masing. And then, wanita memang selalu menjadi orang terakhir yang teraniaya hingga rasa sakit dan pedih akan begitu melekat akibat goresan dan luka yang akan terus membekas karena ulah “PERASAAN”.

Wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang (karena itu banyak wanita yang patah hati bila hubungannya putus di tengah jalan). __ Poin ke 3 – 30 Fakta tentang Wanita.

Chayoo Nue, dont give up!!!

[+/-]

Senin, 21 Oktober 2013

Cinta ini menyiksa sekaleee....

Semangat Pagi!!!
Untuk kesekian kalinya saya berkeluh kesah, bukan karena saya tidak berpuas hati (meski sebenarnya “bisa jadi… bisa jadi”), melainkan karena hingga kini saya belum juga menemukan seseorang yang bisa membuat hati ini terasa heppy. Bisa dibaca dari cerita saya sebelumnya, saya memang sedang jatuh hati, tidak begitu pasti dengan perasaan ini, hanya saja wajah itu selalu bergelayut disini (otak en’ hati), doi yang namanya tidak bisa disebutkan lantaran belum jadian, en khawatir ntar doi baca blog ini, sebenarnya bikin saya nelangsa setengah mati. Kadang perhatiannya overload, bikin klepek-klepek, sampai wajah bersemu merah. Tapi di hari lain, doi kalem, perhatiannya hanya sebatas teman, alias nggak bikin sumringah apalagi heppy.
Saya bukan tipikal orang yang bisa menebak rona wajah, atau gelagat pria, meski perkiraan saya dia suka sama saya (apalagi doi sendiri pernah bilang “serius suka sama saya”), tapi pada kenyataannya kalimat atau kata yang terlontar bukanlah sebuah bukti nyata tentang keseriusan seseorang, itu patokan saya. Karenanya hingga kini, saya sendiri belum yakin dengan apa yang ia sering ucapkan, mulai dari rayuan, gombal, atau sekedar basa-basi. Dia intens menyapa saya, pagi siang atau malam (meski kebanyakan saya yang lebih dulu menyapa, muna bangettttt..), tapi diluar dari itu, doi tak pernah sekalipun benar-benar mengungkapkan bagaimana perasaannya ke saya, pun jika diliat dari status-status FB-nya, sama sekali tak pernah menunjukkan bahwa ia sedang falling in love seperti yang saya rasakan sekarang ini. Padahal wanita ingin sekali jika orang yang ia cintai sesegera mungkin bilang, “Wanna be my spesial in my heart?” Bebebehhh, mau bangetzz!
PHP? Bisa jadi.
Doi hanya memberi harapan palsu, entah dengan maksud dan tujuan apa, intinya doi berhasil membuat saya menyukainya (padahal sebelumnya saya bersikeras bahwa saya tidak akan jatuh cinta lagi lantaran dalam pandangan saya semua laki-laki sama brengseknya). Saya sempat berpikir, bahwa ini hanyalah perasaan semu belaka, toh pada kenyataannya saya tidak terlalu kepikiran tentang dia, tapi siapa sangka hari kehari tanpa sapaannya saya merasa ada yang kurang. Seperti lagunya ada band, “Hampa terasa hidupku tanpa dirimu..” asekk….
Berbagai perspektif saya buat untuk bisa membuktikan bahwa dia memang menyukai saya, namun tak pernah mau mengungkapkan isi hatinya, pertama dia tidak ingin membuat saya terlalu berpikir serius mengenai perasaan ini karena dia sendiri tahu bagaimana galaunya saya memikirkan keadaan mama saya yang sedang sakit sehingga tidak mungkin ditinggalkan sedangkan dia sekarang tidak sedang berada di kota yang sama dengan saya. Kedua, bisa jadi ia ragu enggan mengutarakan perasaannya lantaran ia sendiri ragu bagaimana perasaan saya padanya. Ahh, terlalu dilematik. Sebenarnya simple saja, ungkapkan maka masalah pun bisa diselesaikan bersama!! Ironis memang.
Saya pernah berjanji pada diri sendiri, jika dia tidak mengungkapkan perasaannya hingga akhir Oktober ini, maka saya akan benar-benar menyerah untuk mendekatinya. Well, mungkin dia bukan jodoh yang tepat buat saya, biarlah perasaan ini saya pendam, cukup saya dan Tuhan saja yang tahu (Tolol kalau doi nggak tau bagaimana perasaan saya, selama ini saya selalu mengungkapkan bagaimana kangen dan rindunya saya, sinyal-sinyal saya yang selama ini menandakan saya menyukainya). 
Inti dari permasalahan saya adalah, Saya yang Bodoh karena menyukai seseorang yang sebenarnya tidak menyukai saya atau dia yang tak punya nyali untuk mengungkapkan bagaimana perasaannya ke saya.
Jawabannya adalah……….

[+/-]

Selasa, 24 September 2013

Dilema Cinta (karya gue neh)

“Well, how are you today. Sudah adakah cinta itu hadir untukku.”
Pertanyaan sama yang kudengar hampir tiap hari. Menyebalkan.
Hari ini Andre menelponku pagi-pagi sekali, hanya untuk menanyakan bagaimana perasaanku padanya.
“Belom.” Jawabku singkat.
 “Yahh, nasib, nasib.” Andre menggerutu.
Bisa kubayangkan bagaimana rupanya sekarang, merengut, wajah ditekuk, bibir dimonyong-monyongin. Nggak oke banget! Selengkapnya 
“Resiko.” Kalimat yang biasa kuucapkan ketika ia mulai mengeluh tentang nasib sialnya. 
 “Oke, oke. Nggak apa-apa sayang, aku akan tetap menunggumu. Hehehe..” 
Seperti biasa pula, ia tak pernah menyerah untuk slalu menyemangati diri sendiri, tak pernah jenuh untuk terus optimis seolah yakin bisa merebut hatiku. 
Sebenarnya aku heran, baru kali ini bertemu pria yang pede’nya tingkat tinggi. Yakin banget aku bisa jatuh cinta padanya, padahal sudah hamper sebulan kami berpacaran, jangankan cinta, sayang aja enggak. Just feel confort. Hanya perasaan nyaman, no more. 
“Any else? Aku lagi nggak mood nih.” 
 “Oh ya, sakit kah say? Sakit apa? Udah ke dokter?” Tanya Andre lebay. 
Aku geleng-geleng. Ini cowok nggak mudeng banget sih. Sabar, sabar, untung aja cowok gue, kalau nggak udah gue putus nih sambungan telpon. 
“Aku bilang aku lagi nggak mood, bukan lagi sakit.” Aku memperjelas. 
“Oohh, ngomong dong dari tadi” Jawabnya O’on. 
Bikin tambah gemes. Grrrrr…. “Hem. Udah ya. Ntar sambung SMS aja. Mekum!” aku mengakhiri pembicaraan. Klik. 
*** 
Kututup diary Pink-ku rapat-rapat. Lega rasanya bisa mencurahkan isi hati. Just my Die _nama panggilan Diaryku_ setelah yang di atas, yang tahu bagaimana gundahnya hati ini. Setiap hari diri ini terkekang oleh beban masa lalu. Perasaan luka yang begitu membekas di hati, hingga sulit untuk terobati. Meski jauh di lubuk hati, tak bisa kupungkiri, nama someone itu masih jelas terukir, tanpa pernah tergantikan bahkan oleh seorang Andre yang ngakunya bisa membuatku bertekuk lutut padanya. 
“Pagi nyonya Blondie.” Sapa sobatku Feny. 
Gadis tercantik nomor dua di kampus setelah aku. Wataw, menurutku aja sih, hahay!! 
“Pagi nyonya Blanda.” Balasku ngawur. Ia nyengir kambing, aku nyengir kuda. Mbekk, Nghikk! 
“What happened today? Kalau tragedinya masih kaya’ kemaren-kemaren, nggak usah diceritain, bosen!” 
 “Hem, udah tau kan. Nothing special. Lo aja yang crita, masa gue mulu.” Feny mikir, matanya muter-muter kaya’ hantu, kebiasaan, kalau bukan temen udah kucolok dari tadi tuh mata. 
“Ada, ada! Gue yakin lo pasti kaget dengernya.” Feny seolah sadar akan sesuatu, bikin penasaran aja. 
 “Apaan?” “Lo tau nggak?” “Mana gue tahu, lo belum kasih tau, gimana sih?” 
“Hihihi, iya, iya. Sengaja gue biar lo tambah penasaran.” Pletak!! Jitakanku mulus mendarat dikepala Feny. Ia mengaduh, tapi apa peduliku, siapa suruh bikin orang penasaran. 
“Kemaren gue dapet telpon dari your X, doi nanyain elo.” Sontak aku kaget, untung nggak jantungan. Apa nggak salah denger nih, dia nanyain aku? 
“Oh ya? Tanya apa?” aku sok jaim, lebih tepatnya gengsi, padahal dalam hati berbunga-bunga. 
“Yeee, kok respon lo gitu doang?” Feny nggak nyangka jawabanku seolah tak peduli. 
“Lah, emang mau bagaimana? Oh ya? Trus dia bilang apa, pasti dia kangen gue, aduh senengnya hati, ternyata gue masih ingat gue, pasti dia baru sadar kalau gue itu someone special. gitu??? No, no. no!! Nggak segitunya kale.” 
Munafik banget gue, lain dimulut lain di hati. Prikitiw, biarin aja deh, bisa jatuh reputasi kalau sampai Feny tahu kalau aku masih lope sama my X. “Ya udah, percuma dong gue ngomong. Nggak jadi deh!” 
Nah lo, belum selesai cerita udah ngomong udah, gimana sih ini anak. “Eits, cerita dulu, dia Tanya apa?” Kena juga deh. 
“Ckckck, penasaran juga rupanya. Jadi gini, kemaren dia ngomong, lo apa kabar?” 
“Itu aja? Kirain penting kek, bilangin buruk!!” “Hahaha, sabar non, belum selesai gue ngomong.” 
“Oh, lanjut deh!” “Dia nanyain lo, kapan ada waktu, mau ngajak ketemuan.” Alamak jannn!! Mimpi di siang bolong, langka banget tu orang ngajak ketemuan, what happened? 
“Yang bener lo?” tanyaku antara percaya dan tidak. Feny angguk-angguk. Yippiiiii… 
*** 
Jika ucapan Feny kemaren bagai mimpi di siang bolong, berita yang kudengar barusan bagai petir di siang bolong. Namanya tertulis jelas di undangan. Ia akan menikah!!! Dan dengan wajah tersenyum tanpa dosa ia menyerahkan undangan itu padaku, tega!
“Datang ya!” Aku masih termangu. Berita ini seolah menamparku bertubi-tubi. Sakit rasanya. 
“Owh. Oke. Aku pasti datang.” Kupaksakan sebuah senyum, senyum terpaksa. Ia balik senyum, senyum bahagia tentunya. Ahh, andai ia tahu bagaimana sakit hatinya aku, akankah ia tetap setega ini. Nggak sanggup. 
“Ada lagi? Kayaknya aku harus buru-buru. Pacarku tadi nelpon.” Aku berbohong. Peduli amat. Aku mau pulang, pengen nangis, pengen cerita sama my Die. 
“Nggak ada. Ya udah, hati-hati ya. Salam sama pacar kamu, trus jangan lupa, datang di hari pernikahanku!” Ia mengingatkan. 
Die, help me! Dia mau nikah, trus aku bagaimana. Enak banget dia, nikah sama pacarnya, orang yang dia cintai sekarang, sedangkan aku Die, aku nggak cinta sama Andre. Sekeras apa pun aku mencoba, tetap nggak bisa Die, nggak bisa lupain dia, nggak bisa jatuh cinta sama Andre. What can I do, andai bisa hilang ingatan, mungkin itu lebih baik daripada harus tersiksa gini, Die. Aku nggak sanggup. Bantu aku Die!! 
*** 
Kau cantik, tapi ada gurat kesedihan yang memancarkan duka di wajah itu, sesuatu yang di anggap buruk, kamu terlalu tertutup, hanya karena masa lalu, sesuatu yang tak semestinya kau ingat lagi. Bangunlah, kau bukan anak kecil lagi yang slalu harus diingatkan bagaimana caranya mencintai dan melupakan. Keduanya berbeda, tapi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, ketika takdirmu jatuh cinta, jangan lupa takdir lain masih ada, ketika jodoh sudah tak di tangan, maka hal lain yang bisa kau lakukan hanyalah melupakan, dan memulai hidup baru. Mencari takdir yang lain. Memang, mudah untuk berkata. Seolah apa yang kau alami adalah hal biasa, tapi bukankah sudah lumrah, ketika sudah tak bersama, untuk apa bersikeras tetap mencintainya, mempertahankan cinta yang sudah tak ada gunanya. Carilah kebahagiaan lain, kebahagiaan yang mungkin lebih menyenangkan berbanding apa yang pernah kau terima ketika bersamanya. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan hati untuk merasakan. Lihat, dengar dan rasakan, meski hal sepele, barangkali itu bisa membuatmu sadar, masih banyak laki-laki yang bisa kau cinta, berbagi suka dan duka, yang mencintaimu apa adanya, yang rela berkorban, dan sanggup membantumu dari luka berkepanjangan. Jangan hanya terfokus akan satu hal. Seburuk apapun masa lalu, paling tidak, hal itu membuat kamu lebih kuat dan menjadi lebih dewasa. 
Your Die. ^_^. END

[+/-]

Senin, 16 September 2013

I Will Survive

Mengutip selembar demi selembar kisah menarik tentang orang-orang yang berputus asa, yang kemudian bangkit dan menjadi orang-orang yang hebat, yang sama sekali tak pernah terduga yang bahkan mereka sendiri tak pernah membayangkannya.
Malam yang begitu gelap. cahaya lampu temaram menemani lajunya tinta hitam yang mengotori kertas putih, diary kesayanganku.
Pukul sembilan lewat empat puluh lima menit, dua jam setengah menjelang tengah malam.
Aku begitu kesepian, bukan karena sedang bersendirian, melainkan karena lubuk hati yang telah lama tak bertuan,
Siapakah kekasih hati yang hingga kini banyak berkeliaran, namun tak pernah singgah barang sejenak?
Kapankah hati ini benar-benar membukakan pintunya lebar-lebar?
But, i will survive, karena hidupku masih sangat panjang.

[+/-]

Jumat, 23 Agustus 2013

Nelangsa

Jauh di lubuk hati saya yang paling dalam, sesungguhnya saya teringin bertanya mengenai kalimat tersebut.
Karena bagaimana pun juga, hal itu berkaitan erat dengan perasaan saya saat ini, mungkin bukan masalah saya dan barangkali memang tidak ada sangkut pautnya dengan saya,
Apalagi kalimat tersebut sama sekali tidak menyebut nama saya, tetapi justru itulah yang membuat saya bimbang. Andai saja hati ini belum terpaut dengan kebaikan dan perhatiannya selama ini ke saya,
Barangkali ungkapan tersebut sama sekali tidak berpengaruh dalam kehidupan saya dan saya bisa pastikan hal tersebut tidak akan pernah mengganggu kehidupan saya. Tentu itu hanya berandai-andai, karena bagaimana pun juga, saya kudung kepincut dan jatuh hati padanya.
Sudah hampir seminggu ini saya nelangsa, mengharapkan jawaban sedangkan saya sama sekali tak berani bertanya.
Bukan saya tak peka, bukan saya tak peduli atau tak mau tahu, hanya saja saya tidak ingin divonis sebagai gadis kepedean, ya kalau kalimat itu memang menyinggung tentang saya, artinya saya memang punya hak untuk bertanya, kalau sebaliknya, malulah saya.
Selama ini dia hanya bersikap layaknya seorang yang memang perhatian kepada kekasihnya, bisa jadi karena memang hal tersebut itu tunjukkan sebagai rasa sayang terhadap seorang wanita, bisa jadi pula karena hal tersebut dianggapnya sudah biasa dan hanya sebuah sandiwara belaka. Memang tidak ada kepastian akan status ini, saling mengucap rindu, saling memuji, tapi bahkan hingga detik saya sendiri tak pernah yakin dan sama sekali tak bisa membedakan apakah kalimat yang ia ucapkan itu memang ungkapan dari hati, atau hanya ingin menghibur hati, entah itu hati saya atau pun hatinya.
Yang pasti saat ini saya sangat mengharapkan jawaban yang membuat benak saya berkecamuk hingga kini, entah jawaban itu, ya, tidak atau bisa jadi. Setidaknya saya tidak dibuat penasaran olehnya. 

[+/-]