Semangat Pagi!!!
Untuk kesekian
kalinya saya berkeluh kesah, bukan karena saya tidak berpuas hati (meski
sebenarnya “bisa jadi… bisa jadi”), melainkan karena hingga kini saya belum
juga menemukan seseorang yang bisa membuat hati ini terasa heppy. Bisa dibaca
dari cerita saya sebelumnya, saya memang sedang jatuh hati, tidak begitu pasti
dengan perasaan ini, hanya saja wajah itu selalu bergelayut disini (otak en’
hati), doi yang namanya tidak bisa disebutkan lantaran belum jadian, en
khawatir ntar doi baca blog ini, sebenarnya bikin saya nelangsa setengah mati. Kadang
perhatiannya overload, bikin klepek-klepek, sampai wajah bersemu merah. Tapi di
hari lain, doi kalem, perhatiannya hanya sebatas teman, alias nggak bikin
sumringah apalagi heppy.
Saya bukan tipikal
orang yang bisa menebak rona wajah, atau gelagat pria, meski perkiraan saya dia
suka sama saya (apalagi doi sendiri pernah bilang “serius suka sama saya”),
tapi pada kenyataannya kalimat atau kata yang terlontar bukanlah sebuah bukti
nyata tentang keseriusan seseorang, itu patokan saya. Karenanya hingga kini,
saya sendiri belum yakin dengan apa yang ia sering ucapkan, mulai dari rayuan,
gombal, atau sekedar basa-basi. Dia intens menyapa saya, pagi siang atau malam
(meski kebanyakan saya yang lebih dulu menyapa, muna bangettttt..), tapi diluar
dari itu, doi tak pernah sekalipun benar-benar mengungkapkan bagaimana
perasaannya ke saya, pun jika diliat dari status-status FB-nya, sama sekali tak
pernah menunjukkan bahwa ia sedang falling in love seperti yang saya rasakan
sekarang ini. Padahal wanita ingin sekali jika orang yang ia cintai sesegera
mungkin bilang, “Wanna be my spesial in my heart?” Bebebehhh, mau bangetzz!
PHP? Bisa jadi.
Doi hanya memberi
harapan palsu, entah dengan maksud dan tujuan apa, intinya doi berhasil membuat
saya menyukainya (padahal sebelumnya saya bersikeras bahwa saya tidak akan
jatuh cinta lagi lantaran dalam pandangan saya semua laki-laki sama
brengseknya). Saya sempat berpikir, bahwa ini hanyalah perasaan semu belaka,
toh pada kenyataannya saya tidak terlalu kepikiran tentang dia, tapi siapa
sangka hari kehari tanpa sapaannya saya merasa ada yang kurang. Seperti lagunya
ada band, “Hampa terasa hidupku tanpa dirimu..” asekk….
Berbagai perspektif
saya buat untuk bisa membuktikan bahwa dia memang menyukai saya, namun tak
pernah mau mengungkapkan isi hatinya, pertama dia tidak ingin membuat saya
terlalu berpikir serius mengenai perasaan ini karena dia sendiri tahu bagaimana
galaunya saya memikirkan keadaan mama saya yang sedang sakit sehingga tidak
mungkin ditinggalkan sedangkan dia sekarang tidak sedang berada di kota yang
sama dengan saya. Kedua, bisa jadi ia ragu enggan mengutarakan perasaannya
lantaran ia sendiri ragu bagaimana perasaan saya padanya. Ahh, terlalu
dilematik. Sebenarnya simple saja, ungkapkan maka masalah pun bisa diselesaikan
bersama!! Ironis memang.
Saya pernah
berjanji pada diri sendiri, jika dia tidak mengungkapkan perasaannya hingga
akhir Oktober ini, maka saya akan benar-benar menyerah untuk mendekatinya. Well,
mungkin dia bukan jodoh yang tepat buat saya, biarlah perasaan ini saya pendam,
cukup saya dan Tuhan saja yang tahu (Tolol kalau doi nggak tau bagaimana
perasaan saya, selama ini saya selalu mengungkapkan bagaimana kangen dan
rindunya saya, sinyal-sinyal saya yang selama ini menandakan saya menyukainya).
Inti dari permasalahan saya adalah, Saya yang Bodoh karena menyukai seseorang
yang sebenarnya tidak menyukai saya atau dia yang tak punya nyali untuk
mengungkapkan bagaimana perasaannya ke saya.
Jawabannya adalah……….
0 komentar:
Posting Komentar